5 Kesalahan Fatal Saat Ajukan KPR di Surabaya, Hindari Sekarang!
Mengajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) itu mungkin terlihat simpel di permukaan—pilih rumah, ajukan ke bank, beres! Tapi, kenyataannya? Banyak yang harus diperhatikan, terutama jika kamu tinggal di Surabaya. KPR di surabaya bisa jadi cukup rumit, dan ada banyak jebakan yang bisa bikin pengajuanmu ditolak.
Nah, artikel ini bakal bantu kamu menghindari 5 kesalahan fatal saat ajukan KPR, khususnya di perumahan surabaya barat. Jangan sampai kamu jatuh ke perangkap yang sama seperti banyak orang lainnya. Yuk, kita bahas satu per satu kesalahannya. Siap?
1. Mengabaikan Skor Kredit: Kecil Tapi Penting
Bayangin kamu udah dapetin rumah impian di Surabaya, tinggal submit pengajuan KPR. Tapi, tiba-tiba pihak bank menolak karena… skor kredit kamu jelek. Rasanya pasti bikin kesel, kan?
Skor kredit itu ibarat raport keuanganmu. Bank akan lihat dari sini apakah kamu layak mendapat pinjaman atau nggak. Kalau kamu sering telat bayar cicilan atau punya banyak utang, ya siap-siap aja, skor kreditmu pasti jelek, dan ini bikin pengajuan KPR susah.
Di Surabaya sendiri, beberapa bank, seperti Bank BCA, Bank Mandiri, atau Bank BTN, memiliki standar skor kredit yang ketat. Jadi, sebelum kamu apply KPR, coba cek dulu skor kredit-mu. Kalau perlu perbaiki dulu, misalnya dengan melunasi utang-utang kecil atau mengatur ulang pembayaran kredit.
2. Tidak Siap DP yang Cukup: Investasi Awal yang Sering Dianggap Remeh
Mungkin kamu berpikir bahwa asal punya DP (Down Payment) minimum, pengajuan KPR bisa langsung diloloskan. Padahal, besarnya DP memengaruhi cicilan bulanan dan juga tingkat bunga. Di Surabaya, khususnya, harga properti cenderung tinggi, dan ini bikin banyak orang nyari KPR dengan DP rendah.
Tapi, kalau kamu berharap DP rendah, biasanya bank akan memberikan bunga KPR yang lebih tinggi, dan akhirnya cicilan bulananmu jadi lebih berat. Idealnya, coba siapkan DP minimal 20-30% dari harga rumah. Selain itu, jangan lupa pertimbangkan juga promo dari bank. Misalnya, beberapa bank di Surabaya sering memberikan program KPR subsidi atau DP ringan, tapi tetap, persiapkan dana lebih jika diperlukan.
Tips: Cari properti di daerah yang menawarkan KPR bersubsidi di Surabaya, seperti di daerah Surabaya Barat atau Rungkut. Beberapa developer sering bekerja sama dengan bank untuk memberikan DP lebih fleksibel.
3. Lupa Hitung Biaya Tambahan: Jangan Cuma Fokus di Cicilan
Ini kesalahan yang sering banget terjadi. Orang-orang cuma fokus sama DP dan cicilan bulanan, tapi lupa bahwa mengajukan KPR itu nggak cuma soal dua hal itu. Ada banyak biaya lain yang harus dipertimbangkan.
Beberapa biaya tambahan yang sering dilupakan adalah:
- Biaya administrasi bank, yang bisa mencapai 1-2% dari total KPR
- Biaya notaris untuk pengurusan sertifikat
- Asuransi jiwa dan asuransi properti—sering wajib di beberapa bank
- Pajak pembelian rumah (BPHTB), yang biasanya 5% dari nilai transaksi
Di Surabaya, biaya-biaya ini bisa berbeda tergantung lokasi properti yang kamu pilih. Kalau kamu membeli rumah di kawasan Surabaya Timur atau Surabaya Pusat, mungkin biaya pajaknya lebih tinggi dibandingkan di daerah pinggiran seperti Benowo atau Tandes.
Jadi, sebelum submit pengajuan KPR, hitung dulu semua biaya ini, supaya nggak ada kejutan di kemudian hari.
4. Hanya Fokus pada Satu Bank: Jangan Terkecoh, Bandingkan Dulu!
Banyak orang yang buru-buru memilih satu bank tanpa membandingkan dulu dengan bank lain. Mungkin kamu udah nyaman dengan bank tempatmu biasa menabung, tapi ingat, tiap bank punya penawaran KPR yang berbeda.
Misalnya, di Bank BTN, ada KPR subsidi dengan bunga rendah khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Di sisi lain, Bank BCA punya KPR fixed rate selama beberapa tahun pertama, yang bisa bikin cicilanmu lebih stabil. Selain itu, Bank Mandiri punya opsi KPR fleksibel dengan cicilan yang bisa disesuaikan seiring waktu.
Jadi, jangan terpaku pada satu bank saja. Lakukan riset, kunjungi beberapa bank, dan bandingkan penawaran mereka. Jangan lupa gunakan simulasi KPR online yang banyak tersedia di situs-situs properti untuk memperkirakan cicilan per bulan sesuai dengan bunga yang ditawarkan.
5. Tidak Mengukur Kemampuan Finansial dengan Realistis
Ini mungkin salah satu kesalahan yang paling umum, tapi juga yang paling fatal. Banyak orang terlalu optimis dengan penghasilan mereka dan berpikir bahwa cicilan besar bisa dengan mudah ditangani. Padahal, idealnya, cicilan KPR nggak boleh melebihi 30-35% dari penghasilan bulananmu.
Coba tanya dirimu sendiri: “Apakah aku benar-benar bisa membayar cicilan Rp10 juta per bulan selama 15-20 tahun ke depan?” Jangan sampai terjebak di tengah jalan, karena beban cicilan yang terlalu besar bisa mengganggu cash flow-mu.
Ada juga hal-hal tak terduga yang perlu dipikirkan, seperti biaya hidup yang naik atau kondisi keuangan yang berubah. Misalnya, kalau kamu kerja di industri yang rawan seperti startup atau sektor ritel, selalu ada kemungkinan terjadi pengurangan gaji atau bahkan PHK. Nah, apakah kamu siap menghadapi itu dan tetap membayar cicilan KPR?
Tips: Coba lakukan perhitungan keuangan yang realistis dengan memasukkan biaya hidup sehari-hari, dana darurat, dan investasi lain. Kalau perlu, konsultasikan dengan perencana keuangan atau pihak bank sebelum memutuskan mengajukan KPR.
Pengalaman Hampir Terjebak
Dulu, aku pernah hampir melakukan kesalahan fatal saat ajukan KPR. Saat itu aku ngotot mau rumah di Surabaya Barat, dan langsung apply ke bank tanpa cek skor kredit dulu. Ternyata, skor kreditku belum ideal karena masih ada sisa pinjaman motor yang belum lunas. Akhirnya, pengajuan KPR-ku ditolak.
Untungnya, aku nggak menyerah dan memperbaiki dulu masalah kreditku. Setelah beberapa bulan, aku berhasil meningkatkan skor kredit dan akhirnya KPR disetujui. Pengalaman ini ngajarin aku buat selalu persiapkan semuanya dengan baik sebelum mengajukan KPR.
Hindari Kesalahan, Raih Rumah Impian
Mengajukan KPR memang bisa jadi tantangan, tapi bukan berarti kamu nggak bisa melewatinya dengan mulus. Hindari lima kesalahan fatal di atas, dan pastikan kamu sudah mempersiapkan semuanya dengan matang.
Ingat, rumah impianmu di Surabaya itu bukan cuma soal fisik bangunan, tapi juga soal kenyamanan keuangan jangka panjang. Jadi, mulai dari sekarang, cek skor kreditmu, siapkan DP yang cukup, hitung semua biaya tambahan, bandingkan penawaran bank, dan yang terpenting, realistis dengan kemampuan finansialmu.
Kalau kamu bisa menghindari semua kesalahan ini, kamu sudah selangkah lebih dekat untuk mewujudkan rumah impian di Surabaya. Siap?